OPTIMALISASI WOMAN ENTERPRENEUR MELALUI PEMANFAATAN JEJARING PEMASARAN DAN SOCIAL MEDIA MARKETING

Tahun  2020  merupakan  tahun  yang  penuh  tantangan  yang  mengubah  dinamika  ekonomi  global. Pandemi Covid-19 telah  memaksa  pemerintah di  seluruh  dunia untuk  mengambil  tindakan  drastis  untuk menghentikan  penyebaran  virusdalam  segala  aktivitas  termasuk  aktivitas  ekonomi. Pandemi  COVID-19 juga  berdampak  drastis  terhadap  perekonomian  Indonesia.  Indonesia  mengalami  perlambatan  ekonomi tahun  lalu  dan  ekonomi  diperkirakan  akan  tet
ap  tertekan  pada  tahun  2021 karena  pandemi  tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Dengan kondisi ekonomi yang sedang menurun, jutaan orang Indonesia berisiko kehilangan pekerjaan.

Hal ini memunculkan banyak wirausaha perempuan baru yang memulai usahanya di masa Pandemi Covid-19. Meskipun wirausaha  perempuan seringkali menghadapi beragam  hambatan dan  tantangan  dalam karirwirausahanya. (Indonesia & UI, 2020). Wirausaha menjadi sebuah sumber pekerjaan yang semakin penting bagi perempuan di banyak Negara. Banyak hal yang menyebabkan wanita memilih menjadi wirausaha.  Wirausaha perempuan umumnya lebih fleksibel, membuat tugas lebih mudah bagi mereka untuk memperluas jaringan.

Tidak hanya wirausaha perempuan, secara umum UMKM di Indonesia menghadapi kendala dalam mempertahankan dan mengembangkan usaha, antara lain kurang pengetahuan pengelolaan usaha, kurang modal dan lemah di bidang pemasaran. Tidak bisa dipungkiri pemasaran memiliki peran penting bagi UMKM.  Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan sebagai upaya mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen. Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. (Shinta, 2011)

Perkembangan dan penggunaan internet dalam skala global telah menciptakan peluang bagi konsumen, pemasok dan penjual barang serta jasa untuk berkomunikasi satu sama lain di pasar secara online (Aryanto dan Wismantoro. 2020)

Pemasaran berbasis digital atau dikenal dengan istilah digital marketing adalah kegiatan promosi dan pencarian pasar melalui media digital secara online dengan memanfaatkan berbagai sarana, misalnya menggunakan jejaring sosial. Dengan menggunakan pemasaran berbasis digital, aktivitas pemasaran menjadi lebih interaktif dan terpadu, sehingga memudahkan interaksi antara produsen, perantara pasar, dan calon konsumen (Woelandari dan Setyawati, 2019). 

Fenomena yang terjadi bahwa social media sudah bergantung pada kegiatan  masyarakat  umum  sekarang  ini,  karena jejaring     social     media     dimanfaatkan     sebagai communication  tools  dalam  hal    minat,  karya,  dan interaksi (Hussain, 2012; Hussain, & Ghayor,  2017).  Selain  pentingnya  jejaringan  media sosial dan efeknya pada berbagai sektor perdagangan, mayoritas hasil penelitian sebelumnya fokus  utamanya  pada  efek  jejaringan  social  media bagi education dan workshop (Nawaz, et al, 2015; Arif & Kanwal, 2016; dan Hussain, 2012).

Pada dasarnya media sosial telah mengubah cara konsumen berinteraksi dan perusahaan di dalam memasarkan produk, meskipun di Indonesia trennya masih tergolong kecil, tapi pertumbuhannya cukup pesat (Lisawati, 2016). Adanya situs jejaring sosial ini dijadikan peluang usaha yang baik untuk memasarkan atau mempromosikan produk yang akan dijual. Banyak kelebihan yang dapat diambil dari pemasaran lewat jejaring sosial ini diantaranya sebagai sarana berkomunikasi dengan konsumen, sebagai media berkolaborasi apabila adanya ketidakpuasan konsumen, sebagai media promosi, dan membangun merek.

Berdasarkan uraian pendahuluan di atas, maka tim pengabdian kepada masyarakat melakukan observasi dan mendapatkan bahwa mayoritas masyarakat wirausaha perempuan di Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan  memiliki pengetahuan pemasaran yang masih minim khususnya pemasaran di era digital.

Oleh karena itu diperlukan pelatihan dan pendampingan literasi pemasaran bagi wirausaha perempuan di Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan agar mampu bersaing, kreatif dan inovatif untuk meningkatkan omset penjualan di era pandemi

 METODE

Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah metode penyuluhan, pelatihan dan diskusi. Penyuluhan dan pelatihan terbagi menjadi 3 session. Pada sesi pertama dijelaskan bagaimana konsep pemasaran, langkah-langkah memulai bisnis yang efektif dan penjelasan praktik mengenai strategi pemasaran bisnis kuliner. Pada sesi kedua dijelaskan mengenai bagaimana membangun jaringan (networking) untuk mengembangkan usaha. Pada sesi ketiga dijelaskan Strategi digital marketing yang efektif melalui pemanfaatan sosial media marketing dalam sesi ini praktik bagaimana optimalisasi Facebook untuk meningkatkan penjualan di era digital. Pada sesi terakhir adalah diskusi dan tanya jawab oleh peserta.

 HASIL DAN PEMBAHASAN

Waktu dan tempat kegiatan

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dilaksanakan pada hari Minggu, 31 Oktober 2021 bertempat di Angkringan Bali Ndeso depan Balai Desa Rogoselo Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan mulai pukul 07.30 WIB sampai dengan 12.00 WIB.

Peserta

Peserta dalam kegiatan ini berjumlah 32 orang para wirausaha perempuan baik yang telah memiliki produk maupun yang baru memulai usaha. Bisnis yang mereka jalankan antara lain : bisnis makanan, pakaian, jasa laundry, penjahit, percetakan, dan lain-lain

Hasil Kegiatan

Kegiatan ini dimulai pada pukul 07.30 WIB, peserta yang hadir menggunakan masker dan sesuai dengan protokol kesehatan, peserta mengisi daftar hadir dan mendapatkan modul pelatihan

Peserta Pelatihan

Materi pertama disampaikan oleh Ibu Zahro, S.E., M.Si., peserta diberikan pengetahuan dasar tentang konsep inti pemasaran yang dimulai dari kebutuhan, keinginan, permintaan pasar, produk, pertukaran, transaksi, dan pasar. Dalam materi ini peserta juga diberikan praktik bagaimana strategi pemasaran bisnis kuliner di era digital. Jika pemasar memahami kebutuhan pelanggan dengan baik, mengembangkan produk yang mempunyai nilai superior dan menetapkan harga, mendistribusikan dan mempromosikan produknya secara efektif, maka produk-produk tersebut akan terjual dengan mudah. (Saleh dan Said, 2019)

Penyampaian Materi Konsep Inti Pemasaran

Materi selanjutnya yaitu memelihara dan membangun jaringan (networking) untuk mengembangkan usaha disampaikan oleh Bapak Dr. Danang Satrio, S.E., MM

Jaringan bisnis yang kuat akan tercipta dari hubungan baik yang dibangun. Oleh karena itu kita harus senantiasa menjaga hubungan baik dengan orang lain dan memastikan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau tersinggung. Dengan demikian akan tercipta hubungan kerja yang solid dan saling menguntungkan. Jaringan adalah suatu proses yang diciptakan, dipelihara dan dikapitalisasi dengan sadar dan bebas yang didasarkan pada kepercayaan untuk menghasilkan hubungan yang saling menguntungkan. Membangun jaringan yang berkualitas memerlukan waktu lama dan usaha keras. Ini melibatkan upaya untuk memulai, memelihara dan memanfaatkan hubungan yang telah terjadi, didasarkan pada kepercayaan kedua belah pihak, serta mampu memberi hasil yang berharga bagi individu dalam jangka panjang.

Kemampuan membangun jaringan (networking) yang andal merupakan kompetensi profesional yang harus dimiliki seseorang yang berkecimpung dalam dunia bisnis saat ini. Agar bisnisnya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, para pelaku bisnis perlu memiliki jaringan yang kuat, dapat dipercaya dan berkelanjutan. Jaringan yang berkualitas ini selalu diperlukan di mana pun, kapan pun, dan dalam posisi apa pun.

 

Penyampaian materi membangun jejaring pemasaran

Agar peserta pelatihan tidak mengalami kejenuhan maka sebelum dilanjutkan ke materi selanjutnya dilakukan Ice Breaker. Ice Breaker adalah Peralihan situasi dari yang membosankan, mengantuk dan tegang menjadi ceria dan menyenangkan. Tujuan Ice Breaker adalah 1) Mengarahkan otak agar berada pada kondisi gelombang alfa, 2). Membangun kembali suasana agar santai dan menyenangkan, 3). Menjaga stabilitas kondisi fisik dan psikis audiens agar tetap segar dan nyaman dalam menyerap informasi. (Kompasiana, 2015).

 Ice Breaker Games
 

Materi selanjutnya yaitu Strategi Digital Marketing yang Efektif disampaikan oleh Bapak Ari Muhardono, S.Kom, M.Kom

Pandemi covid merubah pola transaksi masyarakat secara  signifikan (Rakhmawati et al., 2021) terutama melalui e-commerce. Hingga kuartal I-2021, transaksi di e-commerce sudah mencapai 548 juta transaksi dengan nominal mencapai Rp 88 triliun (Octaviano, 2021). Pola konsumsi dan transaksi digitalisasi ini memberikan customer experience dengan segala kemudahannya dalam melakukan transaksi online. Dari customer experience ini terakumulasi hingga sudah berubah menjadi customer behavior, oleh karena itu pola ini akan sulit kembali ke transaksi yang bentuknya offline. Artinya ini adalah tantangan dan peluang bagi pelaku usaha terutama usaha kecil dan menengah (UMKM) dan usaha rumah tangga untuk beralih ke pasar online.  Bukan hanya e-commerce yang mengalami peningkatan pesat selama pandemi, jasa antar makanan  melalui  startup  gofood  dan grabfood pun  mengalami  peningkatan, bahkan mencapai 300 % pada tahun 2020 (Tyas & E, 2021). Di akhir 2020, tercatat 750.000 mitra usaha kuliner di Tanah Air bergabung bersama GoFood, khusus kategori UMKM meningkat 50 persen dari tahun sebelumnya (Tyas & E, 2021). 

Faktor berikutnya yang begitu kuat merubah consumer behavior masyarakat Indonesia adalah kondisi Covid dan seluruh  efek sosialnya. Berdasarkan kondisi tersebut, penting bagi seluruh pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk banting stir fokus ke pemasaran digital. Pertanyaannya adalah apakah pelaku usaha kecil dan menengah (rumah tangga) telah mempunyai pengetahuan dan skill untuk mengubah strategi pemasarannya ke digitalisasi?

Berdasarkan Infografis dan Hasil Survey 2021, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 Juta atau sebesar 73,8% dari total populasi penduduk Indonesia yaitu 274,9 Juta orang. Jumlah pengguna internet mengalami kenaikan yang sangat signifikan dibanding tahun 2020 yaitu kenaikan sebesar 15,5%. Hal yang sangat menarik adalah jumlah pengguna perangkat mobile (handphone) sebesar 345,3 juta atau sebesar 125,6% dari jumlah penduduk indonesia, hal ini dikarenakan pengguna internet bisa jadi memiliki lebih dari satu perangkat mobile. Pengguna Media Sosial sebesar170 juta atau sebesar 61,8 juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan 6,3% dari tahun sebelumnya. Media Sosial yang paling banyak digunakan adalah Youtube sebesar 938%, Whatsapp sebesar 87,7%, Instagram sebesar 86,6%, dan Facebook sebesar 85,5%  (We Are Social, 2021) 

Dari data infografis, kita bisa melihat bagaimana peluang bisnis yang sangat besar dengan menggunakan teknologi internet yaitu diantaranya melalui media sosial. Media sosial memang sangat diminati UMKM untuk mengembangan bisnisnya. Media sosial mempunyai pengaruh yang sangat besar, masyarakat lebih cepat menerima informasi lewat internet. Dengan akses yang mudah dan cepat hal ini dimanfaatkan oleh para pengusaha kecil UMKM untuk lebih berani mempromosikan produk produknya karena jaringan internet sangat luas dan tidak ada batasan waktu dan wilayah hingga menjadikan media pemasaran yang efektif.(Purbohastuti, 2017)

Pada sesion ini pemateri memberikan pelatihan praktikum bagaiamana memanfaatkan facebook untuk meningkatkan penjualan produk, praktikum ini meliputi : Point penting dalam Facebook Marketing, Setting Akun Facebook personal, tips mencari teman yang sesuai dengan target pasar, tips bagaimana menjalin interaksi di media sosial facebook, dan bagaiamana membuat status/postingan yang menarik agar kita dikenal, disukai, dan dipercaya sehingga potensi penjualan produk kita melalui facebook semakin meningkat

 

Penyampaian materi Strategi Digital Marketing

Setelah penyampaian materi, tanya jawab, dan diskusi selesai, dilanjutkan acara foto bersama pemateri dengan peserta

Foto bersama pemateri dengan peserta
 

SIMPULAN

Berdasarkan hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat tentang literasi pemasaran yang meliputi konsep inti pemasaran, membangun jejaring pemasaran, dan optimalisasi sosial media marketing yang efektif memberikan dampak yang signifikan, memotivasi dan menambah wawasan para wirausaha perempuan khusunya pelaku usaha kecil dan menengah di Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan, tentang strategi digitalisasi marketing baik dari sisi pengetahuan maupun praktek. Sehingga dapat mengembangkan usahanya melalui pemasaran digitalisasi.


Selengkapnya download artikel ini pada Jurnal Abdira Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
KLIK DISINI

Share:

1 komentar:

Terimakasih

Logo Sinta Png@pngkit.com

Popular Posts

JUMLAH KUNJUNGAN

Follower

Arsip Blog